Tangani Pasien Tanpa Obat dan Operasi
MATAPARAHIANGAN - Medical Hacking Layani Terapi Gratis untuk Fakir Miskin dan Kaum Dhuafa. Rumah Terapi Medical Hacking membantu penyembuhan pasien-pasiennya dengan terapi gerak yang diawasi para ahli.
Terapi ini sekaligus ingin menepis asumsi bahwa setiap upaya penyembuhan harus bergantung pada obat kimiawi dan operasi. Kesadaran orang untuk mengurangi ketergantungannya pada obat kimiawi kini semakin meningkat. Berbagai terapi pun menjadi pilihan alternatif untuk melengkapi upaya penyembuhan di dunia medis. Apalagi seiring perkembangan zaman, semakin beragam pula berbagai penyakit yang muncul.
Berangkat dari fenomena itulah, beberapa tahun terakhir sudah hadir Rumah Terapi Medical Hacking di beberapa daerah. Medical Hacking mengupayakan kesembuhan pasiennya tanpa mengkonsumsi obat kimia atau berbaring di meja operasi.
Rumah Terapi yang berpusat di Jakarta ini membantu penyembuhan terhadap pasien-pasiennya dari berbagai penyakit dengan berbasis terapi. Mereka hadir dengan metode penyembuhan berbasis terapi manual rasional empiris dengan penggabungan 3 spesifikasi disiplin ilmu pengobatan Islami, seperti: ortopedi, neurologi, dan hematologi. Dengan pendekatan ini diharapkan kesembuhan bisa didapat oleh pasien secara holistik dan dengan pemulihan spontan.
"Banyak orang takut untuk masuk ke rumah sakit, karena berbagai tindakan yang mungkin akan mereka alami. Di Rumah Terapi Medical Hacking kami siap membantu penyembuhan dengan gerakan-gerakan khusus yang membantu untuk pencegahan, pemulihan, dan juga kesembuhan pasien,” ungkap Fitri Yanti, Master Terapis sekaligus CEO Rumah Terapi Medical Hacking.
Baca Juga: Antisipasi Kemacetan Saat Malam Pergantian Tahun, Polres Ciamis Siagakan Tim Urai
Perempuan kelahiran Tanjung Pinang ini telah mencurahkan hidupnya untuk mempelajari berbagai macam terapi. Mulai dari biomekanikal terapi, psikoterapi, pelatihan urat syaraf dan sendi, pelatihan reposisi tulang dan otot, sampai pelatihan herbal tradisional. Fitri bahkan khusus mempelajari sejumlah terapi di Tianjin, China. Termasuk juga metode penyembuhan medis tradisional ala Tiongkok.
Fitri pun menjelaskan logika terapi dengan gerakan. “Karena dalam tubuh kita ada banyak organ tubuh yang seharusnya mereka bekerja sesuai dengan fitrahnya. Namun terkadang terjadi penyimpangan yang mengakibatkan alur kerja saraf dan pembuluh darah juga terganggu yang berdampak terhadap penurun fungsi bahkan disfungsi organ tubuh. Itulah yang menyebabkan berbagai penyakit yang timbul,” lanjut pemilik Rumah Terapi Medical Hacking yang kerap disapa Bunda Fitri ini.
Rumah Terapi Medical Hacking sudah memiliki izin dan legalitas resmi. Mereka telah mengantongi izin praktik dari Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Medical Hacking sekarang memiliki tiga cabang klinik, yaitu di Bintaro Jakarta, Bekasi, dan Pekanbaru.
"Alhamdulillah, dengan tiga cabang yang kami miliki, kami banyak membantu pasien kami untuk sembuh dari penyakit yang diderita. Misalnya pasien jantung dengan penyumbatan 100% dan harus operasi by pass. Alhamdulillah atas izin Allah setelah mengikuti terapi dari kami, sumbatan jantung terbuka dan kembali normal dan tidak perlu dioperasi. Ada juga pasien kami, yang memiliki saraf kejepit yang datang sudah menggunakan kursi roda setelah mengikuti terapi yang kami berikan, pasien dapat kembali berjalan normal. Alhamdulillah sekali,” papar Fitri.
Rumah Terapi Medical Hacking menekankan bahwa tubuh mampu menyembuhkan dirinya dari penyakit. Menurut Fitri, seperti yang telah disampaikan dalam ajaran agama Islam, Allah menciptakan tubuh manusia dengan sebaik-baiknya ciptaan. Maka dari itu, Rumah Terapi Medical Hacking yakin obat untuk sembuhnya seseorang dari penyakitnya adalah tubuhnya sendiri.
Masih menurut Fitri, maka dengan melakukan perbaikan terhadap sistem kerangka tubuh, saraf, dan pembuluh darah, diharapkan tubuh dapat melakukan sistem auto recovery terhadap penyakit yang ada di dalam tubuh. Biasanya penyakit itu muncul karena adanya penyimpangan struktur rangka tubuh yang berakibat pada ketidakharmonisan sistem saraf dan metabolisme tubuh.
Fitri memberi contoh kasus pasien yang ditanganinya, yaitu anak berkebutuhan khusus.“Kami pernah kedatangan pasien anak autis yang sangat hiperaktif. Orang tua sudah putus harapan karena sudah berobat ke banyak tempat tapi anaknya tidak kunjung membaik dan justru bertambah hiperaktif,” kata Fitri.
Fitri dan tim kemudian menemukan adanya indikasi struktur tulang cervical anak tersebut yang tidak harmonis sehingga menyebabkan tekanan di beberapa ruasnya dan berakibat ketidakharmonisan pada sistem saraf. “Setelah beberapa sesi terapi dengan memberikan gerakan khusus dan stimulasi di jalur saraf serta titik meridian tertentu, Alhamdulillah atas izin Allah, pasien autis tersebut dapat kembali normal,” pungkas Fitri.
Medical Hacking juga telah menangani sejumlah kasus kesehatan mental. Menurut Fitri, terapi yang dikembangkan oleh Rumah Terapi Medical Hacking juga bisa untuk terapi kesehatan mental. “Bahkan bukan penyakit medis saja yang bisa disembuhkan oleh tubuh sendiri, mental health pun bisa diobati tanpa harus bergantung pada konsumsi obat kimia,” lanjutnya.
Rumah Terapi Medical Hacking kini mengusung misi mulia untuk menolong minimal 10 juta masyarakat Indonesia agar bisa sehat tanpa obat dan operasi. Berbekal misi ini, kini sudah dibangun Medical Hacking Academy yang bertujuan untuk melatih para lulusan pondok pesantren di perkampungan. Tempat-tempat dimana banyak warga kesulitan mengakses fasilitas kesehatan. Alumni Medical Hacking Academy diharapkan bisa dapat menolong warga di sekitarnya yang sedang sakit.
Selain itu, Rumah Terapi Medical Hacking juga menggalang misi sosial menyediakan layanan terapi gratis untuk fakir miskin dan kaum dhuafa. Oleh karenanya, mereka menyediakan layanan konsultasi gratis dengan spesialis Terapi Medical Hacking. Jika ada masyarakat yang tertarik dengan fasilitas ini bisa menghubungi hotline yang telah disediakan di nomor WhatsApp 081382568989. (MP01)
Baca Juga: Polres Ciamis Laksanakan Sambang Kelokasi Objek Vital, Ini Tujuannya
Comments
Post a Comment