Pulau Natal Mayoritas Tempat Migrasi Kepiting Merah


MATAPARAHIANGAN -
Pulau natal merupakan salah satu pulau terluar australia yang menjadi habitat jutaan kepiting merah menurut pemerintah Australia diperkirakan terdapat sekitar 50 juta kepiting merah yang mendiami kawasan ini mereka melakukan migrasi setiap tahun yang menjadi penanda turunnya hujan pertama pada sekitar bulan November atau Oktober, namun terkadang juga terjadi pada bulan desember dan januari migrasi jutaan kepiting ini tampak seperti karpet merah yang membentang sepanjang ratusan meter jika hujan pertama terjadi mendekati tanggal pemijahan biasanya mereka akan berduyun dengan tergesa-gesa ke sekitar pantai.

Tetapi jika musim hujan datang lebih awal mereka akan bermigrasi dengan lebih santai dengan meluangkan waktu di sepanjang perjalanan rombongan ini biasanya dipimpin oleh kepiting jantan sementara kelompok betina akan mengikutinya dari belakang, selain migrasi kepiting merah yang menyajikan pemandangan yang menakjubkan pulau Natal juga memiliki fakta-fakta lain yang menarik bahwa meskipun pulau natal adalah pulau terluar australia tetapi kenyataannya pulau ini justru lebih dekat dengan indonesia.

Pulau yang memiliki luas seratus tiga puluh lima kilometer persegi ini berjarak sekitar 360 kilometer selatan pulau jawa dan sekitar 1400 kilometer barat laut Australia, dan uniknya meski dinamai pulau Natal sesuatu yang identik dengan hari besar keagamaan umat Kristiani mayoritas penduduk di pulau ini menganut agama Islam serta muda yang sebagian besar penduduknya terdiri dari etnis Melayu keturunan Tionghoa sebagian eropa dan australia pada tahun 2020 pulau yang mendapat julukan sebagai pulau kelapa kosnya samudra hindia ini dihuni oleh 1692 penduduk yang sebagian besarnya bermukim di tepi utara pulau.

Baca Juga: Serahkan Beasiswa Bagi 1.500 Pelajar, Bupati Ciamis : Jangan Sampai Ada Siswa yang Sampai Putus Sekolah

Penamaan pulau Natal sejatinya tidak terkait dengan agama yang dianut oleh mayoritas penduduknya, penamaan ini justru berkaitan dengan sejarah bagaimana pulau tersebut ditemukan, keberadaan pulau Natal pertama kali diketahui oleh pelaut eropa bernama richard raung pada tahun 1615, kemudian pada tahun 1643 yang bertepatan dengan hari Natal seorang kapten bernama william liners melintas dan menamai pulau ini dengan pulau Natal.

Dan sejak saat itu nama pulau natal terus diabadikan hingga dimasukkan dalam peta yang diterbitkan oleh kartografi belanda pada tahun 1666, selanjutnya pulau natal pertama kali dikunjungi oleh bangsa eropa ketika navigator Inggris william hampir sehingga pada maret 1688, saat itu pulau natal sama sekali belum berpenghuni, orang orang sering sehingga untuk meneliti keadaan alam dan biota di pulau ini.

Karena berbagai penemuan yang mengagumkan pemerintah Inggris menganeksasi pulau Natal pada enam juni tahun 1888, mulai saat itu tumbuh pemukiman di pulau natal terlebih sejak ditemukan tambang fosfat pada tahun 1899, tambang fosfat di pulau ini dikelola bersama oleh Inggris dan Singapura, sementara itu australia yang merupakan bekas koloni inggris meminta agar kedaulatan pulau Natal diberikan kepadanya.

Untuk itu pemerintah Australia bersedia membayar sebesar 20 juta dolar kepada Singapura sebagai kompensasi atas lepasnya hak pengelolaan fosfat di pulau Natal, permintaan australia dikabulkan oleh Inggris yang hal tersebut ditandai dengan dikeluarkannya undang undang pulau Natal Britania Raya pada 14 mei 1958, yang memungkinkan inggris untuk mengalihkan otoritas atas pulau Natal dari Singapura ke Australia, kemudian undang-undang pulau Natal Australia disahkan pada september 1958 sehingga pulau Natal secara resmi berada di bawah otoritas Australia sejak satu Oktober 1958 hingga hari ini.

Baca Juga: Hadiri Rapat Mabicab. Herdiat : Pramuka Adalah Wadah Pembinaan Guna Mencetak Generasi yang Tangguh

Comments

Search This Blog